Perubahan
Kurikulum Pendidikan Membuat Galau
Pergantian kurikulum KTSP 2006
beralih ke kurikulum 2013, peristiwa ini mengguncang seluruh tenaga
pendidik(guru) diseluruh indonesia baik dari perkotaan hingga ke pelosok desa
terpencil sekalipun, semua guru merasa risau dengan diberlakukannya kurikulum
2013, yang konon katanya kurikulum 2013 ini kebalikan dengan kurikulum KTSP
2006 dimana guru lebih aktif daripada siswa sementara kurikulum 2013, siswa
lebih aktif daripada guru, dalam hal ini
guru hanya sebagai fasilitator. Tentunya dengan sistem ini diperlukan media
atau fasilitas yang memadai serta ketersediaan buku pelajaran yang banyak,
jaringan internet, aset sekolah dan fasilitas alat peraga atau alat praktik.
sementara pada faktanya hampir 90% sekolah tidak memenuhi syarat dari tuntutan
pada kurikulum 2013. Hello apa kata dunia..??
Hal inilah yang memebuat saya risau,
saya berangan-angan, pemerintah sebenarnya baik, Perhatian dan peduli dengan
generasi muda, sehingga pemerintah mengambil
langkah yang dapat mencerdaskan dan
menyenangkan, namun pada kondisi saat ini, menurut saya pemerintah salah kaprah.
kenapa..??? karena seharusnya pemerintah
melengkapi terlebih dahulu kebutuhan sekolah yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, yaitu
melengkapi peralatan, perlengkapan, aset sekolah dan segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh sekolah. Setelah pemenuhan kebutuhan tersebut selesai, maka
baru diberlakukan kurikulum 2013 atau kurikulum baru yang telah di buat oleh
pemerinta/ menteri pendidikan.
Saya
tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi ketakutan saya adalah jangan sampai kita
optimis mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan generasi kita sebagai
generasi cendikiawan dan berintelektual, mempunyai kompetensi yang luar biasa,
serta menjadikan daya saing di dunia, namun malah yang terjadi adalah
sebaliknya, justru pendidikan berakhir dengan hancur berantakan dan tidak tau
arah mau kemana, pada siapa, dan apa tujuan yang ingin dicapai, dikarenakan
kurikulum yang selalu berubah–ubah, membuat
para pendidik dan peserta didik jadi bingung, kacau balau, stress dan
galau sehingga semangat belajar malah hilang lebur dan tidak punya apa-apa
lagi, mereka berfikir pemerintah hanya mau menyulitkan dan memanfaatkan kita
semua tampa ada balas jasa dari pemerinta munkin kita mau dijadikan budak.
sehingga mereka semua akan kehilangan rasa pedulinya, mereka malah menjadi manusia
yang bermasa bodoh, cuek dan kesal.
Hal inilah yang menjadi kerisauan
saya, sehingga menurut saya kita perlu pelajari dan teliti, lebih melihat
kondisi, jika memang sudah memungkinkan kurikulum yang baru, semua siap
menerima, maka itu lebih baik. kita memang butuh perubahan yang lebih baik,
saya suka dengan adanya perubahan.Indonesiaku jayalah selalu. Palu,
22 Februari 2016
Mahasiswa
untad
RUSLI
A 241 13 097
Tidak ada komentar:
Posting Komentar