Senin, 22 Februari 2016

Perubahan Kurikulum Pendidikan Membuat Galau



Perubahan Kurikulum Pendidikan Membuat Galau
            Pergantian kurikulum KTSP 2006 beralih ke kurikulum 2013, peristiwa ini mengguncang seluruh tenaga pendidik(guru) diseluruh indonesia baik dari perkotaan hingga ke pelosok desa terpencil sekalipun, semua guru merasa risau dengan diberlakukannya kurikulum 2013, yang konon katanya kurikulum 2013 ini kebalikan dengan kurikulum KTSP 2006 dimana guru lebih aktif daripada siswa sementara kurikulum 2013, siswa lebih aktif daripada guru, dalam  hal ini guru hanya sebagai fasilitator. Tentunya dengan sistem ini diperlukan media atau fasilitas yang memadai serta ketersediaan buku pelajaran yang banyak, jaringan internet, aset sekolah dan fasilitas alat peraga atau alat praktik. sementara pada faktanya hampir 90% sekolah tidak memenuhi syarat dari tuntutan pada kurikulum 2013. Hello apa kata dunia..??
            Hal inilah yang memebuat saya risau, saya berangan-angan, pemerintah sebenarnya baik, Perhatian dan peduli dengan generasi muda, sehingga pemerintah  mengambil langkah  yang dapat mencerdaskan dan menyenangkan, namun pada kondisi saat ini, menurut saya pemerintah salah kaprah. kenapa..???  karena seharusnya pemerintah melengkapi terlebih dahulu kebutuhan sekolah yang sesuai  dengan tuntutan kurikulum 2013, yaitu melengkapi peralatan, perlengkapan, aset sekolah dan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sekolah. Setelah pemenuhan kebutuhan tersebut selesai, maka baru diberlakukan kurikulum 2013 atau kurikulum baru yang telah di buat oleh pemerinta/ menteri pendidikan.
            Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi ketakutan saya adalah jangan sampai kita optimis mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan generasi kita sebagai generasi cendikiawan dan berintelektual, mempunyai kompetensi yang luar biasa, serta menjadikan daya saing di dunia, namun malah yang terjadi adalah sebaliknya, justru pendidikan berakhir dengan hancur berantakan dan tidak tau arah mau kemana, pada siapa, dan apa tujuan yang ingin dicapai, dikarenakan kurikulum yang selalu berubah–ubah, membuat  para pendidik dan peserta didik jadi bingung, kacau balau, stress dan galau sehingga semangat belajar malah hilang lebur dan tidak punya apa-apa lagi, mereka berfikir pemerintah hanya mau menyulitkan dan memanfaatkan kita semua tampa ada balas jasa dari pemerinta munkin kita mau dijadikan budak. sehingga mereka semua akan kehilangan rasa pedulinya, mereka malah menjadi manusia yang bermasa bodoh, cuek dan kesal.
            Hal inilah yang menjadi kerisauan saya, sehingga menurut saya kita perlu pelajari dan teliti, lebih melihat kondisi, jika memang sudah memungkinkan kurikulum yang baru, semua siap menerima, maka itu lebih baik. kita memang butuh perubahan yang lebih baik, saya suka dengan adanya perubahan.Indonesiaku jayalah selalu.                                                                                                            Palu, 22 Februari 2016
                                                                                                Mahasiswa untad
                                                                                                      RUSLI
                                                                                                  A 241 13 097

Tidak ada komentar:

Posting Komentar